Jumat, 26 Oktober 2018

SNAP (Supplemental Nutrition Assistance Program)

SNAP (Supplemental Nutrition Assistance Program / Program Bantuan Gizi Tambahan) merupakan program USDA yang memberikan bantuan subsidi untuk pemenuhan nutrisi bagi kalangan berpenghasilan rendah. Penerapan program ini menguntungkan penduduk kota New York karena 1,8 juta dari 8,3 juta penduduk menerima subsidi sebanyak 3 miliar USD tiap tahunnya.

Hasil gambar untuk snap program

Sejak tahun 1950-an, kegiatan berbelanja makanan dari produsen ke konsumen secara langsung telah menurun karena meningkatnya jumlah pengecer makanan (retailer) dan semakin panjangnya rantai pasokan makanan terutama di Amerika. Namun, kegiatan tersebut meningkat kembali dalam beberapa tahun terakhir karena lembaga agrikultur, pemerintah kota dan negara, serta channel lain mendukung terjadinya kegiatan perbelanjaan di pasar petani. Menurut para pembentuk kebijakan, pasar petani memberikan keuntungan seperti meningkatkan pendapatan daerah, mempermudah akses untuk mendapatkan makanan segar, mendukung pembentukan komunitas dan pelatihan kerja, serta menghidupkan jalanan perkotaan.

Hasil gambar untuk farmers market

Awalnya subsidi untuk berbelanja di pasar petani diberikan dalam bentuk kupon. Peralihan dari kertas kupon sebagai alat pembayaran ke kartu transfer elektronik ( Electronic Benefits Transfer / EBT) mengganggu kegiatan penggunaan dana di pasar petani. Seluruh pemberian subsidi di pasar petani sempat dihentikan sementara waktu secara nasional karena adanya perubahan dari sistem kupon menjadi sistem EBT. Pergeseran teknologi ini tidak menghalangi penerima manfaat SNAP untuk membeli makanan, karena masih bisa dilakukan di toko swalayan, namun mengakibatkan pelanggan dan penjual di pasar petani kesulitan untuk melakukan transaksi.

Alat pembaca kartu EBT merupakan faktor penting untuk pembayaran belanjaan konsumen SNAP. GrowNYC, yakni pengelola sistem keuangan SNAP, melakukan instalasi sistem EBT di pasar petani supaya pengguna kartu dapat menukarkan uang dari akun SNAP menjadi token yang dapat digunakan untuk berbelanja di kios-kios pasar petani. Kemudian, penjual akan menukarkan token ke GrowNYC untuk mendapatkan uang hasil penjualan harian. Selanjutnya, GrowNYC akan melaporkan rincian dana ke USDA untuk mengajukan penggantian biaya yang dikeluarkan.

Hasil gambar untuk ebt

Upaya penghidupan kembali penggunaan SNAP di pasar petani memerlukan peningkatan kompetensi dari pekerja pasar, penjual (petani), dan juga penerima SNAP. Pengelola pasar dan penjual (petani) harus mengerti mengurus dan mengoperasikan sistem pengembalian dana EBT agar dapat digunakan bersama walau hanya satu mesin. Desain program dan sistem keuangan difasilitasi oleh GrowNYC. Selain itu kompetensi penerima SNAP juga ditingkatkan dalam pengetahuan preparasi makanan segar yang biasanya tidak ada di toko bahan pangan pada umumnya.

America's Lunch Box

Membawa lunch box atau kotak bekal di Amerika Serikat dapat mengurangi pengeluaran mereka. Umumnya, kotak bekal yang dibawa oleh masyarakat Amerika Serikat berisi sandwich peanut butter and jelly, baby carrots, apple juice box, goldfish, dan twinkies. Rata-rata, anak di Amerika mengonsumsi 1500 sandwich peanut butter and jelly sebelum mereka lulus SMA. Kali ini akan dibahas mengenai bagaimana pembuatan setiap bahan yang terdapat dalam kotak bekal tersebut

Hasil gambar untuk america lunch box

1. Peanut Butter
Salah satu perusahaan peanut butter yang terkenal bagi masyarakat America adalah Sunland Inc. yang bertempat di Portales, New Mexico. Perusahaan ini menggunakan kacang Valencia yang memiliki cita rasa manis natural. Kacang Valencia pertama-tama dipisahkan terlebih dahulu dari kulitnya, kemudian kacang dipanggang dan digiling sehingga didapatkan peanut butter dengan tekstur creamy. Peanut butter memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga mudah menyerap air termasuk air ludah dari mulut. Sehingga seringkali peanut butter menempel di dinding mulut ketika dikonsumsi.

Hasil gambar untuk peanut butter

2. Jelly
Di Amerika, bahan baku untuk membuat jelly bisa didapatkan di perkebunan anggur Welch's yang terletak di timur laut Pennsylvania. Perkebunan ini dapat memproduksi 17 juta galon jus anggur per tahunnya. Jenis anggur yang digunakan untuk membuat jelly adalah Concord Grape, yang merupakan hasil eksperimen crossbreeding yang dilakukan sebanyak 22.000 kali hingga mendapatkan varietas yang tepat untuk digunakan sebagai jelly, yaitu manis dan tahan di cuaca dingin. Pada pembuatan jelly, jus anggur dimasak dan ditambahkan pektin agar dapat mengeras. Jus yang sudah dimasak dikemas dalam kemasan yang dipanaskan juga agar jelly tidak pecah.

Hasil gambar untuk jelly

3. Wonder Bread
Wonder Bread merupakan salah satu merek roti tawar yang sudah dijual selama lebih dari 90 tahun. Pembuatan roti dibuat dengan mencampurkan semua bahan, diaduk, proofing, dan dipanggang. Salah satu bahan dalam roti adalah gula cair yang memberikan aroma manis khas Wonder Bread.

Hasil gambar untuk wonder bread

4. Juice Box
Jus yang dikemas dalam kemasan Tetra Pak merupakan inovasi untuk meningkatkan efisiensi distribusi susu. Salah satu pabrik minuman yang menggunakan Tetra Pak adalah Juicy Juice Bottling Plant yang terletak di Wisconsin, Amerika Serikat, untuk produk jus apel.

Hasil gambar untuk apple juice box

5. Baby Carrot
Pusat wortel di dunia ada di Bakersfield, California. Sebanyak 90% wortel yang dikonsumsi di Amerika tumbuh di sana. Bolthouse Farm merupakan salah satu produsen wortel terbesar di Amerika. Mike Yurosek adalah orang yang menciptakan baby carrot . Pada akhir tahun 1980, Mike Yurosek menciptakan baby carrot untuk memanfaatkan wortel yang bentuknya tidak baik dan ditolak, yang jumlahnya hampir 70% dari total panen.

Hasil gambar untuk baby carrot

6. Goldfish Crackers
Goldfish Crackers merupakan salah satu camilan favorit yang sering dimasukkan ke dalam kotak makan siang masyarakat Amerika. Camilan tersebut diproduksi oleh perusahaan Pepperidge Farm, dengan pabrik terletak di Denver, Pennsylvania. Pabrik memiliki kapasitas produksi 15 juta pound Goldfish crackers setiap tahunnya. Dalam pembuatan Goldfish Cheddar Cracker , digunakan keju American Midwest cheddar. Selain itu, bahan utama yang digunakan adalah terigu, air, garam, gula, dan ragi. Untuk menambah flavor, digunakan juga campuran berbagai spices yang merupakan resep rahasia perusahaan.

Hasil gambar untuk goldfish biscuit

7. Twinkies
Twinkies merupakan salah satu makanan penutup (dessert) favorit untuk dimasukkan ke dalam kotak makan masyarakat Amerika. Twinkies berbentuk kue berwarna coklat keemasan berisikan krim vanila sudah diproduksi sejak tahun 1933. Sebanyak total ½ miliar Twinkies diproduksi setiap tahunnya. Bahan baku untuk adonan Twinkies mirip sekali dengan adonan cakes pada umumnya, yaitu terdiri dari gula, terigu, telur, air, dan garam.

Hasil gambar untuk twinkies

Petani Kecil

Pernahkah terpikir bahwa 70 persen dari konsumsi kalori global terpenuhi oleh petani kecil? Apa yang terjadi bila tidak ada petani kecil? Mungkin 70 persen penduduk di dunia akan kelaparan. Bagaimana caranya petani-petani kecil yang saat ini banyak yang hidup dalam kemiskinan berperan besar dalam memberi makan masyarakat?

Hasil gambar untuk petani kecil

Penelitian yang dilakukan oleh Samberg et al. (2016) dalam jurnalnya yang berjudul "Subnational Distribution of Average Farm Size and Smallholder Contributions to Global Food Production" menunjukkan peran petani kecil di berbagai negara, khususnya negara berkembang (Amerika Latin, Afrika sub-Sahara, Asia). Metode yang digunakan adalah mengambil database yang tersedia dan ditabulasikan agar mendapatkan data di negara yang tidak tersedia data.

Pertanian kecil menyumbang lebih dari 80 persen produksi beras global, 75 persen produksi global kacang tanah dan kelapa sawit, hampir 60 persen dari produksi global millet dan ubi kayu. pokok. 50 persen produksi sereal global terjadi di negara berkembang, termasuk 86 persen beras dan 67 persen millet.

Hasil gambar untuk serealia

Akan tetapi, petani kecil masih banyak menghadapi masalah kemiskinan. 2/3 dari total masyaraka miskin merupakan petani kecil. Hal ini dikarenakan kurangnya akses ke pedesaan yang merupakan tempat tinggal petani kecil, sehingga petani kesulitan untuk mengakses pasar, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Melihat hal ini, tentu menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan petani kecil.

Pada tahun 2013, The High Level Panel of Experts on Food Security and Nutrition di bawah naungan FAO menerbitkan laporan yang berjudul “Investing in smallholder agriculture for food security” untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya investasi pada pertanian kecil. Investasi dalam berbagai bentuk merupakan salah satu faktor yang berperan penting untuk meningkatkan produktivitas dan mengkompensasi kelangkaan lahan. Investasi pada pertanian kecil juga berperan dalam ketahanan pangan.

Di Indonesia sendiri terdapat UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. UU ini diterbitkan karena adanya kesadaran petani belum memperoleh perlindungan dan petani kecil seringkali dianggap remeh sebagai indikasi ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat, padahal mayoritas petani di Indonesia adalah petani kecil dan pertanian kecil merupakan kontributor utama dalam pemenuhan kalori global.

Minggu, 14 Oktober 2018

Cara Menyelesaikan Krisis Pangan Global

Populasi penduduk yang semakin meningkat diikuti dengan perkembangan ekonomi yang tidak stabil, perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan kelangkaan air dapat berujung pada krisis pangan global. Terdapat banyak pendapat mengenai penyebab krisis pangan global. Krisis pangan global disebabkan oleh kurangnya kemampuan produksi pangan, lemahnya kekuatan politik dalam mengatur pangan, dan sebagainya. Pendapat-pendapat tersebut dikemukakan menjadi empat perspektif.

Perspektif 1: Teknologi untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Teknologi seperti rekayasa genetika digunakan untuk meningkatkan hasil produksi pangan. Rekayasa genetika dapat mengembangkan varietas tanaman sehingga tahan terhadap penyakit dan kondisi lingkungan tertentu. Rekayasa genetika sudah sukses dikembangkan di India, yang mana padi di India dapat tumbuh di tanah dengan tingkat fosfor rendah. Akan tetapi, beberapa pendapat menyatakan krisis pangan bukan disebabkan oleh produksi pangan, karena kebutuhan kalori masyarakat tetap terpenuhi walaupun populasi terus bertambah. Pendapat lainnya menyatakan sebanyak 1/4 makanan terbuang sia-sia. Selain itu, tanaman transgenik dianggap dapat memberikan dampak buruk terhadap lingkungan.

Perspektif 2: Keadilan dan Distribusi
Distribusi pangan dinilai tidak merata, karena terdapat 800 juta orang mengalami kelaparan sementara 1,3 miliar orang lainnya mengalami obesitas. Terdapat 3 strategi untuk mengatasi hal ini. Strategi pertama adalah pengurangan penggunaan tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai bahan bakar karena dianggap mampu mengurangi harga bahan pangan sehingga dapat mencukupi kebutuhan masyarakat kurang mampu. Strategi kedua adalah meningkatkan distribusi langsung melalui bantuan makanan dari negara yang ketersediaan pangannya terlalu banyak, tetapi bantuan tersebut jika dilakukan dalam jangka waktu panjang dapat menjadi bencana bagi pasar lokal karena menurunkan pendapatan pertanian di daerah tersebut. Strategi yang terakhir, perubahan pola makan dengan mengurangi konsumsi daging atau masyarakat mengganti pakan ternak menjadi rerumputan sehingga lahan dapat ditanam bahan pangan yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat.

Perspektif 3: Kedaulatan Pangan Lokal
Keamanan pangan yang berpusat pada kedaulatan sistem pangan lokal dengan melibatkan pertanian yang organik, beragam, alternatif, dan bersifat lokal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian biologically diverse farms atau pertanian biodinamis tidak dapat memproduksi bahan pangan yang cukup untuk memastikan keamanan pangan. Pertanian dengan metode ini memiliki hasil panen yang lebih rendah dibandingkan dengan pertanian secara konvensional. Maka, para petani yang menerapkan pertanian konvensional dapat mengurangi dampak lingkungan mereka dan tetap mempertahankan hasil panen maksimal.

Perspektif 4: Kegagalan Pasar, Kedaulatan dan Peraturan
Krisis pangan merupakan salah satu pengaruh dari eksternalitas negatif yang merupakan dampak negatif dari suatu aktivitas ekonomi atau dapat disebut sebagai kegagalan pasar. Bentuk eksternalitas yang sering terjadi seperti subsidi yang tidak tepat, keracunan makanan,dan limbah makanan. Eksternalitas negatif dapat diredam dengan membebankan biaya produksi dan distribusi kepada konsumen agar masyarakat lebih menghargai makanan, melakukan pengolahan pangan sehingga dapat menambah umur simpan produk pangan dan keamanan produk pangan agar meminimalisir keracunan pangan dan limbah produksi.

Permasalahan krisis pangan tidak dapat diatasi dengan salah satu perspektif karena setiap perspektif memiliki argumennya sendiri. Oleh sebab itu untuk mengatasi masalah krisis pangan perlu adanya kolaborasi atau menyatukan ide dari setiap pandangan dengan cara mengesampingkan kepentingan setiap golongan.

Sumber:
Fraser, E., et al. 2016. Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A critical review of potential pathways to resolve the global food crisis. Trends in Food Science & Technology, 48, 78-87.
https://doi.org/10.1016/j.tifs.2015.11.006

Gluten Free Science

Saat ini, produk gluten free dapat dengan mudah ditemukan di toko-toko biasa dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu alasan yang mendorong konsumen, khususnya di Kanada, untuk membeli dan mengonsumsi produk gluten free adalah asumsi produk gluten free lebih sehat. Akan tetapi, bagi penderita celiac disease, mengonsumsi produk gluten free merupakan suatu kebutuhan.

Celiac disease merupakan keadaan intoleransi terhadap protein gluten yang dapat menyebabkan inflamasi usus halus yang akan menyebabkan malabsorbsi nutrisi. Gejala penderita celiac disease ketika mengonsumsi gluten adalah defisiensi vitamin dan mineral, cepat merasa lelah, sakit perut, kembung, flatulensi, mual, diare, dan penurunan berat badan.

Namun bagi sebagian masyarakat, tren produk gluten free menyebabkan perubahan pola pikir, sehingga produk gluten free beralih fungsi dari solusi untuk penderita celiac disease menjadi sebuah pola diet yang lebih baik. Harga produk gluten free yang lebih mahal tidak menghalangi masyarakat untuk membeli, karena sebagian masyarakat berasumsi produk yang lebih mahal umumya lebih baik.

Faktanya, produk gluten free mengandung lebih banyak kalori (13% lebih tinggi), sodium (33% lebih tinggi), lemak (204% lebih tinggi), gula (53% lebih tinggi), dan lebih sedikit serat (26% lebih rendah). Selain itu juga tidak ditemukan manfaat gizi produk gluten free, seperti pasta dan roti gluten free yang memiliki kandungan protein lebih rendah dibandingkan produk biasa.


 

Food Technology World - Surya University Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates